EX SIN EVOLUTION – REFLEKSI SEORANG ALUMNI
Salah satu ‘event’ kita telah lewat pada hari Sabtu lalu, pada tanggal 1 Agustus 2009 di Tanah Tinggal, Ciputat. Sebuah kegiatan yang ‘fantastic’ menurut saya baik dari segi perencanaan, pengaturan kerja, konsep, jumlah yang hadir maupun hasil-hasil emosional yang berupa gagasan kelompok besar maupun kelompok kecil.
Saya mencoba menuangkan pengamatan-pengamatan pribadi yang direkam melalui berbagai bentuk aktivitas fisik maupun emosional yang saya dapat ketika mengikuti panitia mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.
Tulisan ini saya bagi 3 bagian sbb :
Bagian 1 berjudul ‘Ex SIN Evolution’, mencoba menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk perkelompokan dari teman-teman sepulang dari Belanda ke berbagai penjuru dunia.
Bagian 2 berjudul ‘Fantastic Event 1 Agustus 2009 ‘, mencoba menggambarkan suasana Ex SIN Family Day sabtu lalu.
Bagian 3 berjudul ‘The After Taste’, mencoba menggali gagasan-gagasan apa yang muncul untuk bisa membuat ‘mental picture’ atau gambaran masa depan seperti apa yang akan menjadi bentuk dari Ex SIN ini dimasa mendatang.
Keseluruhan tulisan ini merupakan pendapat dan pengalaman pribadi, tidak mewakili panitia ataupun kelompok tertentu secara resmi.
Mudah-mudahan bermanfaat dan menghibur.
Enjoy Reading
Love you all
Rion
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tulisan 1: Ex SIN Evolution
Perkenalan saya pertama dengan Ex SIN senior saya adalah ketika lebih dari 20 tahun lalu seorang Ex SIN tahun 65 an bernama Stephen Parengkuan mengundang kami yang kebetulan berada di SIN periode 82 – 85 untuk membuat sebuah club sosial Rotaract Club Betawi namanya.
Tidak banyak informasi pada saat itu, apa yang dilakukan oleh para Ex SIN. Yang terjadi mungkin adalah reunian, kumpulan kelompok-kelompok kecil, baik kelas maupun pertemanan berdasarkan lokasi tempat tinggal, seperti Asput, Asri, Legimans, atau karena kelompok kerja orang tua, seperti Deplu dll.
Yang menarik diamati adalah, perkembangan kelompok ini mengikuti perkembangan tehnologi komunikasi di masyarakat. Pada awalnya jelas telepon rumah merupakan satu satunya alat untuk saling berhubungan satu sama lain. Pada masa ini hubungan kelompok juga sangat terbatas. Amat sulit bagi Ex SIN yang berdomisili di jakarta misalnya berhubungan dengan mereka yang tinggal di kota lain apalagi di luar negeri.
Pada masa ini gagasan untuk membuat organisasi Ex SIN secara formil amat ‘mentah’. Tidak ada kelompok yang berhasil meyakinkan pembentukan organisasi semacam ini. Ditambah fasilitas yang mempersulit komunikasi, juga karena jumlah yang kecil dan tersebar hampir keseluruh dunia, baik karena bersekolah, tidak pulang ke Indonesia maupun karena ikut orang tua bertugas.
Perkembangan selanjutnya pada era pertengahan 80 an hingga pertengahan 90 an, jumlah Ex SIN bertambah. Salah satu perkumpulan yang cukup formal adalah apa yang dibentuk oleh Stephen pada waktu itu. Namun organisasi tersebut bukanlah membuat aktivitas yang berhubungan dengan SIN. Hanya anggota pendirinya saja yang terdiri dari 100 persen Ex SIN. Saya sendiri mengikuti organisasi tersebut selama 10 tahun. Presiden pertama dari club tersebut adalah Eddy Soeparno (di SIN 83 – 84).
Teknologi handphone dan internet yang makin marak di akhir 2000 an memacu pola hubungan yang lebih intens. Milis ini yang dimoderatori oleh Dina Tarmidzi (Ex SIN 81 -84) ini sampai sekarang merupakan salah satu media komunikasi penting. Tentu saja ditambah sms handphone membuat komunikasi semakin cepat. Tanpa terasa milis ini sudah berusia 7 tahun lebih, konon sekarang anggotanya sudah lebih dari 100 orang dan sekitar 80 persen aktif.
Milis inilah yang menjadi penggerak terjadinya reuni terbatas pada tahun 2002 di Jagorawi. Meskipun hanya angkatan 80 an, tetapi sudah dapat menjangkau kelompok 82-85 dengan kelompok 86 -90 an yang sebelumnya tidak pernah tersambung secara intens.
Yang menarik adalah milis ini sudah menjangkau Ex SIN di berbagai penjuru dunia. Bahkan kepala sekolah SIN dan guru-guru juga menjadi anggota. Ini menjadikan hubungan dan informasi antara Ex SIN dan SIN sendiri menjadi lebih dekat.
Pada awal tahun 2000-an Tioria Silalahi (Ex SIN 83 -85) bersama Dina dan Shirley Batubara (Ex SIN 83 – 84) juga menyusun website Ex SIN, lengkap dengan nama-nama yang bisa tercatat. Namun sampai sekarang upaya ini belum diteruskan. Saya lupa nama websitenya apa, mungkin Dina bisa bantu?
Meskipun organisasi ini bukan organisasi formil, namun boleh disebut sebagai semi formil, karena milis ini punya pengurus. Minimal moderator yang selalu setia menjaga kenyamanan menulis anggota milis.
Di penghujung dekade 2000an ini metode komunikasi mengalami revolusi dengan kehadiran Facebook. Dengan cepat sekali berbagai kelompok kecil Ex SIN segera tersambung satu sama lain. salah satu grup facebook terbesar adalah Ex SIN 80an yang digagas dan dimoderatori oleh Imelda Mandolang ( Ex SIN 86 -87). Grup ini kemudian berganti nama dengan menanggalkan kata-kata 80-an, sehingga semua tahun bisa menjadi anggotanya.
Grup facebook inilah yang kemudian melakukan ‘copy darat’ (istilah untuk pertemuan tatap muka langsung), dan kemudian menggulirkan ide Ex SIN Family Day pada tanggal 1 Agustus lalu.
Pada saat pembentukan panitia inilah peran penting Ibu dan Bapak Srihadhy untuk mengajak Ex SIN 70-an bergabung dan lebur dalam satu panitia. Dari Uti, Reny, Bu Sri Hadhy dan Pak Sri Hadhy-lah saya mendapat informasi tentang bentuk-bentuk aktivitas pertemuan seperti pesta rumah sambil dansa dansi, yang masih dilakukan sampai sekarang. Kegiatan seperti ini memang marak di tahun 70-an sampai kemudian di tahun 80-an digantikan dengan tempat-tempat disko.
Sekali lagi meskipun bukan organisasi formil, tetapi bentuk semi organisasi formal sudah terbentu dengan 2 orang motor yaitu Imelda (Facebook) dan Dina (Milis). Kedua model komunikasi ini untuk sementara tampaknya mampu mempersatukan berbagai kelompok yang sudah bervariasi bentuknya.
Untuk memperkirakan bagaimana masa depan Ex SIN….. silaahkan lanjutkan membaca Tulisan Kedua….. tunggu tanggal terbitnya 🙂
Have a great life
Rion (Matharion Nainggolan)
Miko (Poento Djatmiko)
04/08/2009 @ 10:28 am
Para Guru dan Adinda murid2 SIN,
Saya hanya ingin membantu menunjukkan foto si penulis, foto ketiga dari atas yang mengenakan kaos dan topi putih itulah Rion (Matharion Nainggolan). Kumisnya mirip dengan Pak Said .. 🙂
Disamping Rion adalah Dina (Edina Cahyaningsih) moderator dari milis SIN : sin_wassenaar@yahoogroups.com
Untuk para anggota Facebook bisa bergabung di group yang telah dibuat oleh Elda (Imelda Mandolang) dengan nama Sekolah Indonesia di Nederland.
Salam SIN
Miko