HARI PENDIDIKAN NASIONAL DI SIN WASSENAAR
Oleh: M. Faisal Arif (I SMA) dan Yumi (II SMA IPA)
Pada tanggal 2 Mei 2008 seluruh keluarga besar SIN mengadakan upacara dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Meskipun kita berada jauh dari tanah air Indonesia, tetapi kita tetap memperingati Hardiknas karena pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang.
Pada kesempatan kali ini, Pak Waris didaulat sebagai pembina upacara. Dalam amanat upacara, beliau membacakan pidato dari Menteri Pendidikan dengan tema “Pendidikan dalam Memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional Bangsa Indonesia”. Sebelum beliau membacakan pidato tersebut Pak Waris juga menceritakan biografi kehidupan Ki Hadjar Dewantara, yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, hanya rakyat Indonesia keturunan bangsawan dan ningrat sajalah yang dapat mengenyam pendidikan. Kalangan pribumi yang tidak bergelar bangsawan berada pada urutan kasta terendah setelah Bangsa Eropa, Bangsa China, Raja dan Bangsawan serta saudagar kaya. Walaupun Ki Hadjar Dewantara, yang memiliki nama asli Raden Mas Suryadi Suryaningrat berasal dari kaum bangsawan terpelajar, tidak lantas membuatnya lupa akan nasib tanah airnya. Justru pendidikan yang beliau dapat, memacunya untuk membangkitkan bangsa Indonesia dari kesengsaraan. Ia merintis sekolah bagi kaum pribumi, yang dikenal sebagai Taman Siswa. Untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan, maka tanggal lahirnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Setelah menceritakan sejarah Hardiknas, Pak Waris juga menceritakan sisi pendidikan pada masa lalu, ketika Pak Waris masih duduk di bangku sekolah.
Dalam amanat yang disampaikan Pak Waris, beliau seakan membawa kita pada kejadian di masa itu dan beliau membawakan pidato dengan hangat, sehingga suasana menjadi cair tetapi penuh hikmah, terutama pendidikan nasional. Beliau mengingatkan pelajar zaman sekarang agar memanfaatkan kesempatan untuk belajar dengan sebaik-baiknya karena proses belajar mengajar zaman kini sudah banyak kemudahan dengan tersedianya berbagai fasilitas yang memadai. Pelajar juga hendaklah memiliki semangat untuk melanjutkan perjuangan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia.
Pada bagian akhir, Kepala Sekolah, Bapak Saidan mengajukan beberapa pertanyaan (quizz) kepada siswa berkaitan dengan tokoh serta pendidikan nasional.
eko hendarto
16/05/2008 @ 6:36 pm
Perayaan hari pendiidkan nasional di Luar Negeri? Senang sekali mendengarnya. Ada semangat nasionalisme yang kental di sana. Selamat dan Sukses dari tanah air.
ical
28/05/2008 @ 7:02 pm
ya, karena meskipun kita diluar negri tapi kita tidak lupa memperingati hari2 besar di Indonesia karena kita berjiwa nasioanalisme.asek
puput
10/06/2008 @ 3:36 am
kenapa kata terakir harus ada kata aseek??..
betul betul bung ical..
Mamah Laras n Ndaru
15/06/2008 @ 5:56 pm
suatu usaha untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme yang sangat mulia, kalu bisa …bukan hanya harkitnas atau HUT RI saja yang diperingati di sekolah , spt hari Kartini, hari Ibu , Hari Pahlawan juga…Saat hari kartini, tenue nuansa Kebaya kayaknya pas deh bu……
Ok..Jaya terus buat SIN dibawah pimp Bpk Saidan yang Full Smile (ngomong2…sekarang Bpk Kep Sek..gemuk ya…,alhamdulillah)…Groetjes to Bpk Ibu Guru dan Pak Tarno….Bye
Prabulanglangjagat
16/06/2008 @ 3:41 pm
Buat Mamanya Laras, nanda Laras nanda Ndaru…, wah masih kangen Belanda yah…. apalagi udara dan suasana di Vlissingen dan Meduro -dam selalu sejuk…. beda dengan Suroboyo, Meduro, Wonokromo, Kertosono, Bojonegoro dan Sidoarjo. Kapan kesini lagi Bu? Terima kasih Bu berkenan mengunjungi kami walau hanya lewat dunia maya dan kami terharu Ibu masih ingat kita-kita yang jauh dari tanah air, salam hangat untuk Bapak… Semoga selalu sukses.