CAK NUN MENJENGUK SIN WASSENAAR
Sebuah kenangan manis bagi Keluarga Besar SIN Wassenaar ketika menerima kunjungan seorang tokoh budayawan ternama, Emha Ainun Nadjib yang juga dikenal luas sebagai dengan grup seni beliau, Kiai Kanjeng, Senin, 27 Oktober 2008. Dalam perjalanan menuju Bandara Schiphol, Amsterdam, Cak Nun didampingi oleh isteri beliau Ibu Novia Kolopaking, beserta Wakeppri/Ketua BPSI, Bapak Djauhari Oratmangun beserta Ka. Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Bapak Firdaus Dahlan singgah ke SIN Wassenaar.
Cak Nun beserta Grup Kyai Kanjeng manggung dan tur di berbagai kota besar di Belanda, 10-19 Oktober 2008. Sebuah kunjungan dan diplomasi budaya yang sukses dan meriah serta mendapat sambutan positif dari berbagai segmen masyarakat Indonesia dan Belanda dan bangsa Belanda khususnya yang memiliki minat terhadap kultur dan masyarakat Indonesia.
Dalam sambutan singkatnya, Ka. SIN Wassenaar, Bapak Saidan menyambut dengan senang hati dan penuh kebahagiaan kedatangan rombongan. Bapak Saidan juga mengungkapkan ternyata beliau dari masa remaja termasuk pengagum Cak Nun dan kefasihan beliau membahasakan pesan-pesan budaya/kultural yang rasional, keindonesiaan, serta gagasan dan pemikiran cemerlang sang budayawan. Dalam kesempatan yang sama Bapak Djauhari juga mengungkapkan tanggapan serupa. Beliau juga memberikan motivasi dan semangat kepada delegasi SIN Wassenaar yang akan mewakili sekolah dalam ajang kreasi SILN 2008 di Yogyakarta, 2-8 November 2008. Bapak Djauhari bangga dengan prestasi yang telah diraih sekolah selama ini.
Pada gilirannya Cak Nun meminta siswa saling berkenalan satu sama lain. Mereka diminta menghitung dari nomor 1 hingga 5, yang kemudian membentuk kelompok dengan nomor urutan yang sama. Akhirnya terbentuk 5 kelompok. Masing-masing kelompok diminta memberikan nama kelompoknya dengan nama salah seorang pahlawan Indonesia serta mengapa mereka memilih pahlawan tersebut, menentukan ketua kelompok dan alasan pemilihannya, anggota kelompok memberitahukan cita-cita pribadi kepada ketua kelompoknya. Semuanya tahapan kegiatan dilakukan dalam hitungan detik, sebagaimana ungkapan Cak Nun bahwa Indonesia memerlukan pemimpin muda yang bisa bergerak cepat.
Kemudian masing-masing kelompok secara bergiliran memperkenalkan diri yang diwakili oleh ketua kelompoknya. Melalui cara ini, siswa mengenal teman-temannya lebih dekat. Kesimpulan Cak Nun, metode ini efektif untuk saling berkenalan, setiap anak memiliki cita-cita, siswa memiliki cita-cita yang bervariasi yang demikian akan sangat berguna bagi Indonesia di masa depan.
Pada acara ramah-tamah sambil menikmati makanan ringan, kopi dan teh, rombongan saling menukar cenderamata. Cak Nun menghadiahkan kenangan berupa buku-buku perjalanan beliau kepada Keluarga Besar SIN Wassenaar. SIN Wassenaar menyerahkan rompi berlogo sekolah serta vandel sekolah. Beliau langsung mengenakan rompi berwarna ungu kebanggaan SIN tersebut.
Rombongan juga disuguhi dengan paduan suara spontan para siswa yang diiringi lantunan piano. Cak Nun, Ibu Novia Kolopaking beserta rombongan dengan haru ikut menyanyikan lagu-lagu nasional Indonesia yang di lantunkan jauh dari tanah air.