SAMBUNG RASA SIN WASSENAAR BERSAMA DIRJEN PMPTK DAN KETUA BSNP
Wassenaar — Menyambung silaturrahmi sehari sebelumnya, Selasa pagi hingga siang, 12 Mei 2009, rombongan Dirjen PMTPK dan Ketua BSNP berkenan kembali hadir untuk bersambung rasa dengan Ka. SIN Wassenaar dan Dewan Guru.
Hadir dalam ramah-tamah tersebut Dirjen PMPTK, Bapak Dr. Baedhowi, M.Si.; Ketua BSNP, Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. Kons.; Direktur Bindiklat PMPTK, Bapak Sumarna Surapranata, Ph.D.; Kepala PPPPTK Bahasa, Bapak Dr. Muhammad Hatta; dan Atdiknas KBRI Den Haag, Bapak Ramon Mohandas, Ph.D.
Ke empat pajabat Dediknas tersebut, ditemani oleh Kepala Sekolah dan salah satu Guru, sebelumnya sekitar 1,5 jam sempat mengunjungi Asrama SIN Wassenaar yang berjarak sekitar 250 meter dari sekolah untuk beramah tamah dengan Ibu Asrama, Ibu F. Soffner, dan melihat dari dekat keadaan dan kehidupan asrama siswa yang merupakan salah satu fasilitas khas Sekolah Indonesia Nederland dalam kerangka KBRI Den Haag dalam ikut serta mengemban amanah dan kewajiban bangsa negara untuk memberikan akses dan layanan pendidikan bagi putra putri bangsa Indonesia di Belanda/ Eropa.
Sebelum acara dimulai dengan hidangan makan siang bersama, nasi pecel dengan mendoan tempe khas Banyumas ala Wassenaar buatan Ibu Asrama dan Ibu Ani, pihak PMPTK melalui Direktur Bindiklat menyerahkan buku-buku kepada SIN Wassenaar.
Selesai menikmati hidangan sederhana, sambil santai, Bapak Saidan mempersilahkan Bapak Dirjen PMPTK memberikan wejangan, yang disarikan sebagai berikut:
- Berbahagialah menjadi guru di SILN, yang menginfakkan tenaga, sebagai panggilan jiwa, beliau sendiri adalah guru.
- Pemerintah senantiasa berupaya memperluas layanaan pendidikan.
- SIN memiliki sejarah yang unik. Sesuai dengan amanah UU, SIN berperan melayani pendidikan bagi putra-putri Indonesia di Belanda dan Eropa, SILN—termasuk SIN Wassenaar—dibantu akan menjadi sekolah berstandar internasional.
- Di SILN proses belajar-mengajar bisa efektif, bagilah waktu mengajar dengan baik.
- SILN tidak selalu didukung oleh suprastruktur, sehingga kepala sekolah harus proaktif menjalin Hubungan baik dengan pihak kedutaan, manfaatkan manajemen berbasis sekolah dengan optimal.
- Inti kebijakan PMPTK adalah peningkatan mutu pendidikan yang dibagi menjadi 2, yaitu (1). Peningkatan muta guru (minimal S1), sesuai UU No. 14, 2005; (2). Peningkatan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan, bisa juga dengan modul-modul yang disiapkan oleh Bindiklat PMPTK.
- Untuk peningkatan mutu guru yaitu agar guru menjadi guru yang profesional di negara maju harus melalui tes. Tapi di Indonesia menggunakan portfolio, guru PNS yang sudah disertifikasi akan mendapat tunjangan 1 bulan gaji pokok, harus mengajar mata pelajaran serumpun minimal 24 jam pelajaran. Dari 2,4 juta guru di Depdiknas yang sudah lulus 182.640 yang sudah dibiayai sejak 2007. Sertifikasi 2008, sebanyak 171.800 yang lulus, jadi sudah sekitar 300 ribuan yang sudah mendapat tunjangan, tapi dari sisi biaya agak berat.
- Kalau mau sukses, jangan bekerja dengan santai, harus dengan kerja keras. Kerja keras dengan cerdas, ikhlas, tuntas (4 “as”).
Bapak Baedhowi kemudian menambahkan input berkaitan dengan ujian:
- Usahakan agar siswa jangan di-drill tapi harus sesuai dengan penguasaan kompetensi, tidak sekedar menuntaskan halaman demi halaman, komitmen untuk mutu, dan guru harus mengetahui pencapaian kompetensi setiap anak untuk menguasai ilmu.
- Supaya anak setiap siap, upayakan memberikan soal yang sesuai standar, ambil benchmark dengan sistem pembelajaran di sekolah Belanda sehingga SIN Wassenaar berstandar internasional, buat soal yang sesuai dengan posisi optimal siswa pada saat itu, berdasarkan pengalaman beliau pribadi, gunakan waktu 20 menit setiap masuk kelas untuk kuis untuk mengukur penguasaan materi oleh siswa.
Sedangkan Ketua BSNP, Bapak Mungin Eddy Wibowo memberikan penjelasan sebagai berikut:
- BSNP menyusun standarisasi pendidikan nasional
- Menyusun standarisasi penilaian yang terus menerus, kalau ada masalah belajar bisa melalui remedial dan konseling, guru menyusun soal-soal guru harus mengacu pada kisi-kisi kompetensi, ada ujian yang dilakukan pemerintah secara nasional, bahan ujian nasional diambil dari kurikulum yang digunakan di sekolah, untuk ambang batas kelulusan UN ditetapkan oleh BSNP, tapi standar kelulusan UASBN dibuat oleh sekolah yang sebaiknya ditetapkan sebelum pelaksanaan UASBN secara jujur.
- Jangan sampai ada ada tekanan-tekanan dari atas/pimpinan agar tercapai kelulusan 100% sehingga pelaksaaan ujian tidak jujur, yang penting proses PBM sudah dicapai ketuntasan.
Dalam pertemuan tersebut disediakan sesi tanya-jawab yang dimanfaatkan oleh para guru seputar masalah peningkatan mutu guru dan pendidikan serta ujian nasional.
Dipenghujung acara, Bapak Saidan menutup dengan—sekali lagi—ucapan terima kasih yang tulus dan rasa bahagia bisa menerima kehadiran rombongan yang telah berkenan memberikan wejangan, pengarahan dan infromasi yang sangat bermanfaat bagi sekolah. Bapak Saidan juga mohon maaf dengan kalau ada kekurangan dalam sisi penyambutan SIN Wassenaar sebagai tuan rumah. Dari Wassenaar, kombongan kemudian melanjutkan program/jadwal beraudiensi dengan Bapak Dubes, J.E. Habibie di KBRI Den Haag.