SIN WASSENAAR — GESCHIEDENIS STUDIUM GENERALE
Wassenaar — Selepas Upacara Bendera, Senin pagi, 12 Oktober 2009, Keluarga Besar SIN Wassenaar mendapat kesempatan dan kehormatan menerima kehadiran Dr. Rushdy Hossein, seorang dokter cum sejarawan Indonesia. Beliau diundang khusus oleh Direktur SIN Wassenaar, Bapak Saidan, untuk memberikan kuliah umum atau studium generale kesejarahan khususnya bagi siswa dan civitas academica SIN Wassenaar lainnya.
Kehadiran Bapak Rushdy Hossein ke Belanda dalam rangka memenuhi undangan sebagai salah seorang narasumber dalam acara Seminar dan Pameran Konferensi Linggarjati yang berlangsung di Auditorium Koninklijke Bibliotheek/KB (Perpustakaan Kerajaan), 28 September 2009 serta studi historis/arsip kemiliteran di beberapa sumber/lembaga militer di Belanda.
Dalam pengantarnya, Bapak Saidan mengucapkan terima kasih atas kehadiran beliau, sekaligus menekankan bahwa sesuai amanah undang-undang, visi, misi dan paradigma pendidikan masa kini, sebagai salah satu sumber belajar, SIN Wassenaar akan mengundang pula tokoh-tokoh, baik dari Indonesia yang sedang berada Belanda maupun orang Belanda sendiri yang memiliki afinitas/otoritas dalam membangun dan memelihara hubungan Indonesia-Belanda untuk memberikan perkuliahan umum di SIN Wassenaar. Hal itu sekaligus untuk memberikan wawasan dan pengetahuan yang luas kepada para siswa.
Dalam perkuliahannya, Bapak Rushdy Hossein memaparkan sejarah Indonesia mulai dari zaman kolonial Belanda hingga kemerdekaan yang di sela-sela kuliah kontekstualnya diselingi dengan lagu-lagu nasional. Penjelasannya sangat detail dan meransang siswa untuk mendalaminya lebih jauh serta mengunjungi sumber-sumber/pusat historis yang ada di Belanda.
Pada bagian akhir kuliahnya, beliau menegaskan bahwa jangan sampai masa lalu mengungkung kita, namun sejarah akan memberikan perspektif kepada bagaimana bangsa kita membangun masa depannya. Dalam Bahasa Belanda beliau ringkas menjadi: “Wel vergeven, maar niet vergeten.” Para peserta dengan sangat antusias menyimak dan memperhatikan ceramah beliau.
Instruktur Kursus Bahasa Indonesia
Pada hari yang sama, ikut hadir dalam upacara dan stadium generale tersebut Bu Agatha Endang Sutantie, salah satu instruktur yang akan mengajar Kursus Bahasa Indonesia di KBRI Den Haag yang dikirim oleh Depdiknas Republik Indonesia c.q. Subbag. Atase Pendidikan dan Sekolah Indonesiadi Luar Negeri, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri. Ibu Agatha, yang merupakan salah satu guru di SMA 15 Surabaya, akan menjalankan tugas tersebut selama 3 bulan. Hari pertama program kursus tersebut akan dimulai resmi 24 Oktober 2009 mendatang bertepatan dengan Bulan Bahasa dan menyongsong Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.