Ujian Akhir Sekolah Menengah di Belanda ‘Tempo Doeloe’
Oleh: Gunaryadi
Wassenaaar, 27 Mei 2005
Meskipun tidak jauh berbeda dari jadwal pelaksanaan Ujian Nasional di Tanah Air dan Sekolah Indonesia di luar negeri, siswa sekolah menengah di Belanda telah memulai ujian akhir nasional mereka tanggal 23 Mei 2005 yang hingga hari ini masih berlangsung. Sekolah menengah di Belanda dibagi ke dalam 3 kategori: vmbo (voorbereidend middelbaar beroepsonderwijs), havo (hoger algemeen voorgezet onderwijs), dan (vwo voorbereidend wetenschappelijk onderwijs). Program vmbo 4 tahun, havo 5 tahun, dan vwo 6 tahun. Tulisan ini memaparkan sedikit informasi tentang ujian akhir di Belanda ‘tempo doeloe’ dan sepintas membandingkannya dengan kondisi saat ini.
Cikal-bakal pelaksanaan ujian akhir (eindexamens) untuk siswa sekolah menengah di Belanda pertama kali diadakan tahun 1907 di Utrecht. Ujian tersebut dilaksanakan secara nasional oleh mulo (meer uitgebreid lager onderwijs). Tahun 1968 mulo berubah menjadi mavo (middelbaar algemeen vormend onderwijs) yang saat ini menjadi vmbo. (I. Njiokiktjien, ‘Examens van honderd jaar oud’, Sp!ts, 27/05/05).
Tetapi sejak tahun 1920 siswa tidak lagi datang ke Utrecht untuk mengikuti ujian akhir karena sudah diadakan di sekolah masing-masing. Lokasi pelaksanaan seperti ini terus berlanjut hingga sekarang.
Ujian akhir tahun 1907 tersebut hanya diikuti oleh 26 orang peserta. Sedangkan tahun ini 112.000 siswa mengikuti ujian akhir vmbo, dari total peserta 194.000 orang siswa. (‘Novum: Eindexamen voor 194 duizend scholieren,’ Kennis Net, 23/05/05).
Pada tingkat mulo terdapat 2 diploma (ijazah): Diploma A dan Diploma B. Diploma A merupakan surat tanda tamat belajar dari mulo. Sedangkan Diploma B adalah syarat atau dapat digunakan untuk melanjutkan ke kelas 4 HBS (Hoogere Burgerschool). Hbs ini didirikan tahun 1863 dan tahun 1968 dipisah menjadi havo dan vwo dengan pemberlakuan Mammoetwet. Tiga tahun berdiri, hbs baru mengadakan ujian pertama kalinya di Provinsi Zuid-Holland, Gelderland, dan Limburg. Provinsi-provinsi lain menyusul setahun kemudian.
Dari segi mata pelajaran, ujian akhir hbs pada masa itu tidak jauh berbeda dari saat ini. Siswa juga mendapatkan mata ujian Matematika (wiskunde), Ilmu Alam dan Kimia (natuur- scheikunde), dan bahasa-bahasa modern.
Merujuk pada ujian akhir tahun 1923, ternyata cara pelaksanaannya berbeda dari ujian sekarang. Waktu itu mata ujian Ilmu Tumbuhan dan Hewan (biologie), Ekonomi (staatshuishoudkunde), Ilmu Bumi (aardrijkskunde), dan Sejarah (geschiedenis) diuji secara lisan.
Bentuk-bentuk pertanyaannya pun mengalami perubahan. Misalnya dalam ujian Bahasa Belanda tahun 1927, ada pertanyaan: ‘Geef den inhoud van het gedicht zoo nauwkeurig mogelijk in proza weer.’ (Terjemah bebasnya: ‘Tuliskan kembali setepat mungkin kandungan puisi berikut dalam bentuk prosa.’) Puisinya: ‘Was beuzelspel, onnut aan de aard, eens goed voor ‘s menschdoms kinderleven, maar ‘t opgegroeid geslacht onwaard.’ (I. Njiokiktjien, 27/05/05). Siswa sekarang tidak perlu lagi mengerjakan soal-soal analisis seperti di atas karena sudah diganti dengan boekenlijst wajib.